Olimpiade Siswa Nasional (OSN) 2024 secara resmi ditutup pada Sabtu (31/8) di Jakarta. Berakhirnya ajang tersebut ditandai dengan pengumuman pemenang OSN di semua jenjang. Provinsi Jawa Timur keluar sebagai juara umum dengan total perolehan medali sebanyak 56 yang terdiri atas 13 medali emas, 22 medali perak, dan 21 medali perunggu.
Sementara di posisi kedua ada Provinsi DKI Jakarta dengan total 60 medali yang terdiri atas 12 medali emas, 25 medali perak, dan 23 medali perunggu. Lalu, di posisi ketiga yaitu Provinsi Jawa Barat dengan total 43 medali yang terdiri atas 8 medali emas, 13 medali perak, dan 22 medali perunggu.
Pada jenjang SMA/MA, peringkat pertama diraih oleh Provinsi Jawa Timur dengan total 44 medali, peringkat kedua adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total 36 medali, dan di peringkat ketiga adalah Provinsi Jawa Barat dengan total 31 medali.
Lalu, untuk jenjang SMP/MTS, posisi pertama diduduki oleh Provinsi DKI Jakarta dengan total 15 medali, posisi kedua yakni Provinsi Jawa Tengah dengan total 9 medali, dan posisi ketiga ditempati oleh Jawa Timur dengan total 7 medali.
Kemudian untuk jenjang SD/MI, peringkat pertama adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total 9 medali, peringkat kedua adalah Provinsi Jawa Timur dengan total 5 medali, dan peringkat ketiga adalah Provinsi Yogyakarta dengan total 5 medali.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo menyampaikan apresiasinya. “Untuk adik-adik yang berhasil menjadi pemenang OSN kali ini, teruslah menjadi inspirasi agar semakin banyak generasi muda yang tertarik dengan sains dan teknologi. Jadilah duta-duta sains yang membagikan keindahan ilmu pengetahuan kepada siapa pun yang memerlukan. Tetaplah rendah hati, dan jangan mudah puas dengan prestasi yang telah diraih. Jadikan momentum ini sebagai penyemangat untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi,” tuturnya yang disampaikan secara langsung di Jakarta, Sabtu (31/8).
Sementara bagi peserta yang belum berhasil, Anindito memberikan pesan motivasi untuk bangkit dan terus berjuang. Menurutnya, kemampuan mengelola rasa kecewa, untuk bisa bangkit dari kegagalan, adalah kemampuan yang sama berharganya dengan kemenangan dan keberhasilan. Terlebih jika semua peserta telah memberikan yang terbaik selama proses kompetisi, sehingga berhasil melampaui batasan-batasan kemampuan yang pernah ada sebelumnya. Hal ini adalah keberhasilan yang juga layak untuk dirayakan dan menjadi sebuah pembuktian bahwa kemampuan Anda saat ini sesungguhnya bisa terus Anda kembangkan dan lampaui terus di kemudian hari.
“Karena itu janganlah menyerah. Tetaplah berani berharap dan bercita-cita yang tinggi, meski selalu ada risiko kekecewaan. Terlepas dari hasil akhirnya, perjalanan mencapai cita-cita itu sendiri akan menjadi bekal untuk sukses dalam kehidupan,” ucapnya.
Apresiasi juga disampaikan Anindito untuk seluruh pihak yang telah terlibat menyukseskan Olimpiade Sains Nasional jenjang SMA/MA tahun ini terutama para orang tua, pembina, guru, dan kepala sekolah. Selain itu juga kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Provinsi yang telah memberi dukungan kepada peserta dan penyelenggaraan OSN di tingkat wilayahnya. Khususnya kepada Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Universitas Bina Nusantara atas dukungannya pada penyelenggaraan OSN SMA/MA kali ini. Juga kepada seluruh jajaran Kemendikburistek yang telah berkolaborasi dan bekerja keras untuk mencari solusi atas berbagai tantangan sehingga OSN kali ini dapat berjalan dengan lancar.
Olimpiade Cerminan Prinsip Kurikulum Merdeka dalam Mengasah Minat dan Mengaktualisasikan Potensi Terbaik Murid
Dalam Merdeka Belajar, semua murid bisa mewujudkan potensi terbaiknya. Ini merupakan salah satu karakter Pancasila dan kompetensi dasar yang diperlukan oleh semua orang, seperti literasi dan numerasi, yang menjadi fokus dari Kurikulum Merdeka.
Dalam mewujudkan potensi terbaik, dapat dilakukan dengan mengenali dan mengasah minat dan bakat yang mungkin berbeda-beda untuk tiap murid. Karena itu Kurikulum Merdeka mengurangi materi wajib dari tiap mata pelajaran, agar ada lebih banyak waktu untuk mendalami tema-tema yang beragam dan lebih sesuai dengan minat murid. Kurikulum Merdeka juga memperkenalkan pembelajaran berbasis projek yang memberi kesempatan aktualisasi diri bagi murid dengan beragam bakat dan kemampuan, bukan hanya kemampuan kognitif akademik, tetapi juga kemampuan interpersonal, kepemimpinan, cita rasa seni, dan daya juang.
Pengenalan dan pengembangan talenta ini juga yang menjadi tujuan Kemendikbudristek menyelenggarakan berbagai kompetisi seperti Olimpiade Sains Nasional. Dengan kompetisi berjenjang, OSN dan berbagai kompetensi lain menjadi pemantik bagi murid di seluruh Indonesia untuk mengasah kemampuan serta untuk meraih prestasi terbaiknya di tiap-tiap bidang. “Mari, terus bersinergi menumbuhkan dan menguatkan nalar kritis dan budaya ilmiah melalui Merdeka Belajar, untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan kita, mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutup Anindito.