Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dengan berfokus pada 5 Sehat (5S), yaitu Sehat Fisik, Sehat Gizi, Sehat Imunisasi,Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan. Merupakan gerakan yang sedang digalakan saat ini sebagai pemulihan usai pandemi covid 19.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah telah menetapkan Gerakan Sekolah Sehat sebagai salah satu terobosan untuk mewujudkan sehat fisik dan sehat jiwa serta dalam rangka memperkuat karakter peserta didik sebagai implementasi GerakanSekolah Sehat. Yaitu dengan digelarnya Festival Permainan Tradisional tingkat Sekolah Dasar pada Minggu, 5 Maret 2023. Yang diadakan di lingkungan BPMP Provinsi Lampung.
Ada catatan menarik dikegiatan Festival ini, dimana Permainan Congklak atau dakon, Lari balok estafet, Engklek, Bola bekel, Egrang batok estafet, serta Bakiak beregu. Merupakan permainan anak yang masing masing memeiliki keitimewaan tersendiri. Tentu kalau waktu pelaksanaan kegiatan ini tidak hanya sehari, masih ada berbagai Permainan yang sangat positif untuk perkembangan anak. Diantaranya : Gobak sodor, Ular naga panjang, bola kasti, dam daman, lompat karet, gundu, layang layang, Jamuran, kethepel, panahan, dan masih banyak lagi permainan tradisional yang dimiliki dan menjadi permainan budaya lokal. Tentu kalau di gali kembali akan memperkaya jenis permainan tradional yang penuh dengan pesan dan kearifan lokal.
Provinsi Lampung juga memilik permainan tradisional yang dulu sering dimainkan anak anak , yakni; nyumput sarung (sembunyi dalam sarung), lempar selop (lempar sendal), ngakuk wai ( ngambil air pakai tabuw/ buah maja), bledukan/jeduman, sundeng khulah, yeye, jemamok, kethekan, kucing buta, main lidi, sasego'an dan masih banyak lagi.
Dari semua jenis permainan anak-anak memiliki filosofi tersendiri. Contoh salah satunya Permainan Gobak-sodor. Konon gobak sodor ini berasal dari negeri Kincir Angin, dari kata ‘Go back through the door’, karena lidah orang Jawa dahulu berubah menjadi gobak sodor. Tentu permainan ini telah dimodifikasi sesuai aturan permainan budaya lokal. Permainan tradisional ini menggunakan lapangan berbentuk segi empat yang berpetak-petak, dimana setiap garisnya dijaga oleh penjaga. Bila hendak masuk harus melewati garis dan jika mereka terkena sentuhan oleh penjaga, mereka harus berganti menjadi penjaga dan sekaligus bergantian tim. Garis disini merupakan pintu tahapan yang dijaga ketat agar lawan tidak dapat menembus masuk. (ada istilah open the door). Ketika memulainya harus melaui tahap berangkat masuk sampai tahapan pintu terakhir, dan harus kembali lagi kepintu awal. Bila berangkat dan kembali dengan selamat dinyatakan menang. Permainan ini sangat membutuhkan ketangguhan, kelincahan, strategi, dan kerjasama tim. Serta gerak, Lari, menghidar, bahkan meledek lawan. Kesemuanya dilakukan dengan riang gembira.
Pada era modern saat ini, tantangan pendidikan semakin tinggi. Perkembangan teknologi yang sangat pesat, telah menimbulkan terjadinya disrupsi teknologi yang membawa dampak positif, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif, termasuk di kalangan anak-anak. Menggalakkan Kembali permainan permainan tradisional dapat menjadi alternatif untuk mengalihkan anak dari penggunaan gadget/smartphone yang berlebihan, dan sekaligus sebagai upaya melestarikan permainan tradisional.
BPMP Provinsi mengajak Mari bersama melestarikan permainan anak-anak. Menuju Sekolah Sehat. (red)